Saya ga begitu inget, darimana mulainya bisa ke Jogja berdua pakai motor. Tapi seminggu sebelum pemberangkatan, hampir tiap hari dia bilang "kalau ga jadi ke Jogja kita putus ya". Jadi yasudah, saya berangkat saja waktu itu.
Sebelum berangkat, bisa dilihat perbandingan antara bawaan pria dan perempuan. Untuk perjalanan 3-4 hari, satu tas saja saya rasa cukup. Berbeda dengan Nyai, yang sangat detil memikirkan segala probabilitas antara tempat wisata dan fesyen yang hendak dikenakan, tanpa berpikir dengan apa dia berkendara. Saya pikir, yasudah kamu saja yang nyetir saya naik kereta ya. Tapi khawatir nanti yang sampai hanya bajunya saja. Terpaksa berbelit akal antara saya, motor dan karet barang.
Diperjalanan baik pergi maupun pulang, sebenarnya tidak ada perkara luar biasa. Cuaca begitu cerah, motor dalam keadaan prima, dan tak ada kemacetan yang berarti. Tapi memang namanya musafir amatir, jadi perkaranya ada di penumpang. Saya ga ngerti motivasinya apa, tapi dia sering iseng yang cukup absurd selama di motor.
Tiba tiba goyang-goyangin helm, minta eskrim pas lagi di pom, bilang "duluan ya pak/buk" pas lagi nyalip, atau selalu minta cilok tiap mau berangkat main. Sering banget saya terpaksa ngalah bawain barang, atau duduk mepet antara saya, pusaka dan tangki bengsin. Belum kalau hujan, atau dia capek sehingga melipir untuk sekedar ke wc, makan atau tidur. Tapi kalau saya pikir-pikir, segini lebih baik. Tidak sampai minta duduk madep belakang.
Diluar ke"nyai"-annya, saya sejujurnya merasa dihargai kala-kala perjalanan sedang kurang mulus. Dia sering banget ngalah kalau keadaan memaksa harus ada korban diantara kita. Saat hujan, dia maksa milih pakai jaket daripada pakai jas hujan biar saya ga kehujanan. Dia juga mau turun dari motor dan pilih jalan kaki karena kondisi jalan sawah [karena kesasar] bikin motor selip terus. Dia juga yang mastiin saya untuk terus minum tolak angin dan sedia yang anget-anget paska perjalanan.
Jadi kalau dinalar, betul juga ada anggapan "yang penting dari perjalanan bukan tujuannya, tapi siapa yang nemeninnya".