Rasa sakit, adalah hal - hal yang kalau bisa akan selalu dihindari. Sayangnya saya kerap lalai, bahwa rasa sakit bukan sesuatu yang selalu fisik. Terkadang, ia adalah emosi, memori dan perasaan yang membuat dada sesak dan otak pening. Terkadang, ia juga menjadi lamunan hingga perut terlilit perih. Tapi namanya sakit, semua ada obatnya. Masalahnya, saat sakit itu tak kunjung diobati, maka bukan hanya saya yang turut sakit, tapi orang di sekitar pula.
Salah satu sakit yang mungkin menyakiti orang lain tanpa sadar adalah luka emosi yang dibiarkan terbuka. Luka ini bernanah merambah menuju keputusan-keputusan yang diambil. Ia terkadang mengambil alih badan saat emosi sedang memuncak. Membiarkan rasa sakit itu dibagi-bagi pada orang sekitar. Yang justru menyayat para penjenguk dan yang menemani.
Sekarang saya berusaha sembuh, berusaha sehat kembali walau pemulihan tidak pernah sebentar. Tapi saya sudah mencoba. Kembali meraba tubuh dan hati, bagian - bagian mana yang perlu diobati. Sehingga saat saya diterima orang, kamu tau saya dalam keadaan amat baik. Tapi saya harap kamu punya kesadaran yang sama. Sehingga luka - lukamu tak perlu sering - sering kau sayatkan padaku.