Pemenuhan kebutuhan memang terasa tak ada habisnya. Bersebab selama masih hidup dan tak bisa berpikir jernih, saya akan terus dihauskan oleh ego dan keinginan. Maka alangkah baiknya berpuasa setelah akhirnya kenyang dengan hal - hal duniawi.
Pemenuhan kebutuhan memang terasa tak ada habisnya. Bersebab selama masih hidup dan tak bisa berpikir jernih, saya akan terus dihauskan oleh ego dan keinginan. Maka alangkah baiknya berpuasa setelah akhirnya kenyang dengan hal - hal duniawi.
Kamu tau, setiap memulai sesuatu pasti akan muncul namanya keraguan? Penyebabnya banyak hal. Namun yang ingin kutekankan, apa yang membuat orang menjadi berani? Kebutuhan? Keharusan? atau sudah siap? Sebab aku takut. Tapi, apa yang dia katakan itu benar. Bahwa untuk jadi berani, kamu perlu takut terlebih dahulu.
Barangkali alam ingin mengabulkan, permintaanku tidak muluk - muluk. Aku sekedar ingin papan yang layak lagi indah untuk dihuni kala dunia sedang keras-kerasnya. Yang mana ia adalah hasil kerja keras kejujuran dan ketekunan selama ini. Ia juga diisi oleh orang - orang yang mana kala langit runtuh sekalipun, tetap menyayangi dan mengasihi serta menghangatkan papan yang telah lelah kubuat. Maka aku harap papan ini tidak lama ku raih, namun lama ku miliki. Sebab dengan begitu, aku tau kemana arah yang perlu dituju.
Sejak matahari masih malu - malu menyapa, hingga ia bosan dan memilih kembali tak terlihat, rasanya raga tak kunjung bugar. Paling sebal kalau disuruh bangun pagi. Sebab tiap orang punya jam tubuhnya masing - masing. Sudah dipaksa bergerak, dituntut untuk tetap cerdik pula. Rasanya ingin menyender saja pada apapun yang cukup baik untuk ditopangi.
Saya percaya, banyak hal - hal yang dilakukan saat dewasa, sebenarnya perkara pemenuhan untuk diri kecil kita. Masa kanak - kanak yang tak kunjung mendapatkan apa - apa yang diinginkan, dibalaskannya saat kesempatan telah ada. Maka tak heran, beberapa dari kita rela mengeluarkan uang banyak untuk hal amat tersier, atau bertindak pada sesuatu yang menurut nalar, kurang bisa diterima.
Sayapun begitu. Banyak perkara yang secara tak langsung, adalah bentuk pemenuhan atas keinginan yang tak kunjung terpenuhi. Bukan hanya perkara beli - beli barang. Namun lebih dari itu. Salah satu alasan saya menjadi saat ini, menjadi orang yang berusaha siap untuk sendiri, karena sedari kecil selalu jauh dari apapun yang bernama afeksi.
Banyak orang mengira afeksi adalah bentuk tanggung jawab secara finansial. Walau tidak salah, namun tidak sepenuhnya benar. Saya adalah anak yang selalu iri dengan tetangga yang bisa makan malam kumpul sekeluarga. Saya adalah anak yang selalu sendiri kala acara temu orang tua di sekolahan. Saya adalah anak yang dilempar kebelantara sana agar supaya menjadi dependen.
Maka inilah hasilnya. Hanya seseorang yang berusaha mencari keintiman. Dimana saya bisa merasa lemah, diinginkan, dikagumi, aman dan disentuh selayaknya orang yang diberi kasih sayang. Namun jika itu terlalu menuntut, biar saya kubur anak kecil itu hidup - hidup.
Menalaah kembali rupa raga. Nampaknya belum berkembang banyak. Namun yang terlihat bahwa kebiasaan dapat dibentuk. Tak apa perlahan, asal tak hilang.