Bangun Bersama, Bersama Membangun


Ketika orang sedang bergelut dengan pencaharian masing-masing, mereka memilih untuk berbeda. Beda karena ia tidak sibuk. Sibuk dengan urusan perut keluarga masing-masing. Masing-masing mereka memilih merendam diri pada pusaran air dibawah. Dibawahnya entah apa yang mereka pijak. Pijakan yang tidak semua manusia mau ikut. Ikut dalam membangun kampungnya. Kampung yang luluh diterpa longsor, sejengkal demi sejengkal mereka kerjakan. Kerja yang tidak bisa didasari oleh rasa diri, namun rasa sama. Sama untuk terus hidup.

No comments:

Post a Comment