Ketika itu


Byar! Mendadak yang hening jadi makin hening. Ia menggeliat menjilati lantai dengan khidmat. Ku pandangi dalam tenang. Mentari fajar mengumpat pada botol yang terkapar. Roti yang kupegang sekarang menjadi lesu sampai-sampai telur itu mengeras karena geram. Pagi itu, kuhabiskan dengan roti yang menangis karena telah bercumbu dengan bumi. 

No comments:

Post a Comment