Kelap Kelip Kunang Kunang Dewasa


Sore hari merupakan perantara tepat hujan turun. Dalam gerimisnya, gelap mendung awan menutupi perasaan setiap insan dibawahnya. Beberapa gelisah diterpa rindu perkara terpintas pilu senja berkalut itu. Beberapa memilih berselingkup hangat bersama sekawanan kapuk. Tapi diri ini memilih untuk maju berkayuh roda. Tanpa kesiapan jelas, petaka memang bisa saja datang. Sembari menikmati rintikan, muncul pendar sinar berkelip perlahan. Kabut menyatu dengan diri merayap hingga nalar tak bisa berkutik. Memilih kembali memang sudah menjadi keharusan. Sebab melaju bersama seakan berteriak mati dijalan. Merayap, diarunginya jalan bersama kiasan mendung sore itu.

No comments:

Post a Comment