Perubahan Lantas Diapakan?


Setelah menjejalkan pantat, aku termenung. Memandang dinding kaku membuatku dingin. Setiap fase yang terjadi apakah kehendak tuhan atau bukan siapa tau. Jika ia maha sibuk, maka sia-sia upaya hidup untuk terus menggelinjang. Sedang kalau ia maha nganggur, siapa perlu disalahkan atas pertikaian yang terjadi? Dinding itu mulai tersenyum, melambaikan tangan dan mengucapkan selamat tinggal. Perlahan dirampas jarak hingga tiada. Digantikan oleh gunung yang terseok membawa harapan.

No comments:

Post a Comment