Tercela, Namun Bukan Jatuh.


Pada kesekian kalinya, kita akan selalu berada di tempat dan waktu yang salah. Sialnya, barangkali tak ada yang mendambakan hal ini tercipta. Sebab ia hadir untuk mengkoreksi. Hujata, makian, malu, tercoreng, terbuang, terusir adalah sekumpulan akibat dari kemunculannya. Tak ada yang bisa menghindarinya. Bahkan nabi sekalipun. Salah itu, akan tetap saya terima sebagaimanapun pahitnya. Sebab bersama sesal, waktu akan terus habis. Sebab bersama sedih, pembenaran tak akan pernah muncul. Sebab bersama lari, ia akan semakin keras menerpa. Hanya perlu berdiri dengan terseok-seok, hingga akhirnya berada di atas untuk siap terjun lagi pada lembah kesalahan. 

No comments:

Post a Comment