Menimba Ilmu pada Pak Guru


Sial, tepat masuk ujian kimia aku sudah merasa mules-mules. Walau toilet sekolah memang seperti tempat jin buang anak, terpaksa harus kesana. Aku berlari secepatnya agar waktu tidak terbuang banyak. Pikirku, kenapa ditengah waktu ujian terakhir mesti saja datang masalah. Sambil duduk, kucoba untuk mengeden sekuat tenaga. Aku cukup deg-degan, sebab setelah ujian ini, resmi berakhirlah aku sebagai anak SMA. 

Kalau diingat-ingat, aku selalu mencoba untuk jadi anak baik. Belajar setiap sore, ikut mengaji ba'da maghrib, ikut les di malam hari, sampai-sampai jarang sekali main malam. Tapi memang betul, perjuangan hidup selalu menemukan jalan tersulitnya. Kamu tau? Seberapa keras aku belajar, tak bisa sedikitpun aku mengerti pelajaran kimia. Bahkan guru SMA ku yang sengaja mama bayar untuk les tiap malam, menyerah hari itu. Pak guru bilang, tidak ada jalan dan mesti lewat cara satu-satunya.

Di malam itu, saat mama menonton tv diruang tengah, pak guru mendekatiku. Ia bilang, anak-anak dulu memasukan ilmu lewat cara lain. Menurutnya, tuhan sengaja menyiapkan jalan pintas, namun memang rahasia agar manusia mau belajar. Tiba-tiba, ia memegang pahaku dengan perlahan membuatku sangat takut. Tapi pak guru bilang, bila tidak lulus, selain tidak punya masa depan, mamah dan papah pasti akan kecewa. Tangan pak guru semakin berani masuk ke dalam celana dalam, sedang aku diam saja agar bisa cepat-cepat. Aku bahkan masih ingat apa saja yang kuhisap dan kujilat. Semakin ku ingat, semakin jadi mulesku. Saat sakit yang terasa mulai menjalar, perlahan kurasakan ada yang menyeruak. Betapa bahagianya diriku melihat janin sialan itu tenggelam bersama darah di kakus ini.

No comments:

Post a Comment