Bergelut Dengan Pikiran dan Cermin


    Menjelang lebaran, orang berbondong-bondong menyerbu pasar. Serbuannya pun diikuti dengan irama ketimur-timuran. Riuh antara pedagang yang menyiapkan pesanan dilabrak orang-orang yang kentara tak sabar segera menyerobot antrian. Hal ini lumrah karena adat turun - temurun tak lekang jua oleh zaman. Ada yang membeli seutas dua paling banyak, ada juga yang hingga genggamannya pada langitpun tak cukup. Biar banyak keriuhan, orang tak saling pandang curiga. Sebab ini mungkin - mungkin adalah satu-satunya waktu dimana, mereka bisa terlihat.

No comments:

Post a Comment