Sore ini, tak seperti biasa saya sudah berleha-leha dikamar. Riuhnya hari libur kali ini nampaknya disemaraki oleh banyak orang. Entah mengapa, perasaan menjadi sangat sendu. Seakan sedih menyeliputi bagi mereka-mereka yang tertinggal. Bukan, bukan sedih karena tidak bisa mudik. Sebab bagi saya, lebaran hanya hari libur dengan acara berlebih. Namun, perkara ini lebih dari itu. Untuk pertama kali, saya merasa sendiri di kota orang. Kondisi ini, memperparah keadaan saat tahu bahwa, tak ada tempat bersembunyi di kota ini.
Saya akhirnya menyadari, bahwa Malang adalah kota dimana saya bisa bernafas tanpa berpikir. Entah seburuk apapun keadaanya. Namun disini, berpikir untuk bernafas saja sudah enggan. Mungkin benar, barangkali saya yang kurang melanggang jauh. Bisa jadi tempat itu ada di kafe, di mall, di perpustakaan kota, di pinggir jalan, atau mungkin selama ini dikasur sendiri. Biarpun begitu, saya yakin. Akan ada saatnya ia kembali cerah menyilaukan. Sebab seperti kesenangan, kesedihan kerap kembang kerut dalam hidup.

No comments:
Post a Comment