Saya harus akui, bahwa dari lubuk hati terdalam, sekiranya saya tau bagaimana akhirnya perjalanan ini. Hal ini, seperti bukan sesuatu yang bisa saya kendalikan, namun seperti prediksi, hitungan, keyakinan, cita-cita. Kalaupun nanti ternyata benar, ya tidak mengapa. Saya tau itu. Kalau tidak terjadi, setidaknya punya persiapan untuk yang terburuk.
Entah dengan siapa, dimana dan kapanpun, narasi ini seakan tak bisa redup. Ia hanya menjauh lalu kembali untuk sekedar mengingatkan, bahwa inilah kenyataan. Dari kecil, terbiasa dengan kesendirian. Membiasakan jauh dari apapun yang hangat. Berusaha hidup sendiri walau tau, dunia sangat keras. Sekarang harus lebih kuat lagi, sebab cita-cita harus diterima menjadi kenyataan. Sedikit lagi, saya tau kalau akan mati sendirian.
No comments:
Post a Comment